Sebenarnya diri sendiri yang mencabar. Untuk kebaikan diriku jugak. Sebenarnya dah bertahun-tahun aku mencuba untuk menguruskan badanni. Tapi aku memang tidak berdisiplin. Beli Herbalife tapi tak konsisten. Pergi London, tapi macam tu jugak. Aku kalah dengan makanan. Macamlah hidup ni untuk makan jer....
Tiba-tiba Allah tunjukkan aku satu entry dari page Ustaz Azhar Idrus Original. Sebanyak sedikit bacaan ini telah membuka pintu hatiku. Oleh itu aku mencabar diriku untuk menguruskan badanku sekurang-kurangnya mencapai 65 kg sebelum berakhir tahun ini. (mengikut timbangan di rumahku). Kawan-kawan semua, bacalah dan semoga kita mendapat manfaat. In syaa Allah.
**************************************************************************
Rasulullah SAW Dan Lapar
Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan dari An-Nu'man bin Basyir ra.
dia berkata: Bukankah kamu sekarang mewah dari makan dan minum, apa saja
yang kamu mau kamu mendapatkannya? Aku pernah melihat Nabi kamu
Muhammad SAW hanya mendapat korma yang buruk saja untuk mengisi
perutnya!
Dalam riwayat Muslim pula dari An-Nu'man bin Basyir ra. katanya, bahwa pada suatu ketika Umar
ra. menyebut apa yang dinikmati manusia sekarang dari dunia! Maka dia
berkata, aku pernah melihat Rasulullah SAW seharian menanggung lapar,
karena tidak ada makanan, kemudian tidak ada yang didapatinya pula
selain dari korma yang buruk saja untuk mengisi perutnya.
Suatu
riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu'aim, Khatib, Ibnu Asakir dan
Ibnun-Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata: Aku pernah datang kepada
Rasulullah SAW ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun
bertanya kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang
duduk, apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku lapar, wahai Abu Hurairah!
Mendengar jawaban beliau itu, aku terus menangis sedih melihatkan
keadaan beliau itu. Beliau merasa kasihan melihat aku menangis, lalu
berkata: Wahai Abu Hurairah! jangan menangis, karena beratnya
penghisaban nanti di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya
lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di kehidupan dunia. (Kanzul
Ummal 4:41)
Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata:
Sekali peristiwa keluarga Abu Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop)
kaki kambing kepada kami malam hari, lalu aku tidak makan, tetapi Nabi
SAW memakannya - ataupun katanya, beliau yang tidak makan, tetapi Aisyah
makan, lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang berbicara dengannya:
Ini karena tidak punya lampu. Dalam riwayat Thabarani dengan tambahan
ini: Lalu orang bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah ketika itu ada
lampu? Jawab Aisyah: Jika kami ada minyak ketika itu, tentu kami
utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul Ummal 5:155)
Abu Ya'la memberitakan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Ada kalanya
sampai berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-rumah Rasulullah SAW tidak
ada satu hari pun yang berlampu, dan dapurnya pun tidak berasap. Jika
ada minyak dipakainya untuk dijadikan makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:154; Majma'uz Zawatid 10:325)
Bukhari dan Muslim meriwayatkan
pula dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata: Demi Allah, hai anak
saudaraku (Urwah anak Asma, saudara perempuan Aisyah), kami senantiasa
memandang kepada anak bulan, bulan demi bulan, padahal di rumah-rumah
Rasulullah SAW tidak pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai bibiku, jadi
apalah makanan kamu? Jawab Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan jika
ada tetangga-tetangga Rasulullah SAW dari kaum Anshar yang membawakan
buat kami makanan. Dan memanglah kadang-kadang mereka membawakan kami
susu, maka kami minum susu itu sebagai makanan. (At-Targhib Wat-Tarhib
5:155)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra. katanya: sering
kali kita duduk sampai empat puluh hari, sedang di rumah kami tidak
pernah punya lampu atau dapur kami berasap. Maka orang yang mendengar
bertanya: Jadi apa makanan kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma dan air
saja, itu pun jika dapat. (Kanzul Ummal 4:38)
Tarmidzi
memberitakan dari Masruq, katanya: Aku pernah datang menziarahi Aisyah
ra. lalu dia minta dibawakan untukku makanan, kemudian dia mengeluh: Aku
mengenangkan masa lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang dan bila aku
ingin menangis, aku menangis sepuas-puasnya! Tanya Masruq: Mengapa
begitu, wahai Ummul Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku teringat keadaan di
mana Rasulullah SAW telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah, tidak
pernah beliau kenyang dari roti, atau daging dua kali sehari.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:148)
Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi
tersebut: Tidak pernah Rasulullah SAW kenyang dari roti gandum tiga hari
berturut-turut sejak beliau datang di Madinah sehingga beliau meninggal
dunia. Di lain lain versi: Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah SAW
dari roti syair dua hari berturut-turut sehingga beliau wafat. Dalam
versi lain lagi: Rasulullah SAW telah meninggal dunia, dan beliau tidak
pernah kenyang dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)
Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh Baihaqi telah berkata Aisyah
ra.: Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga hari berturut-turut, dan
sebenarnya jika kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi beliau selalu
mengutamakan orang lain yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:149)
Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-Hasan
ra. secara mursal, katanya: Rasulullah SAW selalu membantu orang dengan
tangannya sendiri, beliau menampal bajunya pun dengan tangannya sendiri,
dan tidak pernah makan siang dan malam secara teratur selama tiga hari
berturut-turut, sehingga beliau kembali ke rahmatullah. Bukhari
meriwayatkan dari Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah SAW makan di
atas piring, tidak pernah memakan roti yang halus hingga beliau
meninggal dunia. Dalam riwayat lain: Tidak pernah melihat daging yang
sedang dipanggang (maksudnya tidak pernah puas makan daging panggang).
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:153)
Tarmidzi memberitakan dari Ibnu
Abbas ra. katanya: Rasulullah SAW sering tidur malam demi malam sedang
keluarganya berbalik-balik di atas tempat tidur karena kelaparan, karena
tidak makan malam. Dan makanan mereka biasanya dari roti syair yang
kasar. Bukhari pula meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. katanya: Pernah
Rasulullah SAW mendatangi suatu kaum yang sedang makan daging bakar,
mereka mengajak beliau makan sama, tetapi beliau menolak dan tidak
makan. Dan Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia, dan
beliau belum pernah kenyang dari roti syair yang kasar keras itu.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:148 dan 151)
Pernah Fathimah binti
Rasulullah SAW datang kepada Nabi SAW membawa sepotong roti syair yang
kasar untuk dimakannya. Maka ujar beliau kepada Fathimah ra: Inilah
makanan pertama yang dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu! Dalam
periwayatan Thabarani ada tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW pun
bertanya kepada Fathimah: Apa itu yang engkau bawa, wahai Fathimah?!
Fathimah menjawab: Aku membakar roti tadi, dan rasanya tidak termakan
roti itu, sehingga aku bawakan untukmu satu potong darinya agar engkau
memakannya dulu! (Majma'uz Zawa'id 10:312)
Ibnu Majah dan
Baihaqi meriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali
peristiwa ada orang yang membawa makanan panas kepada Rasulullah SAW
maka beliau pun memakannya. Selesai makan, beliau mengucapkan:
Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang pertama memasuki perutku sejak
beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-Tarhib 5:149)
Bukhari
meriwayatkan dari Sahel bin Sa'ad ra. dia berkata: Tidak pernah
Rasulullah SAW melihat roti yang halus dari sejak beliau dibangkitkan
menjadi Utusan Allah hingga beliau meninggal dunia. Ada orang bertanya:
Apakah tidak ada pada zaman Nabi SAW ayak yang dapat mengayak tepung?
Jawabnya: Rasulullah SAW tidak pernah melihat ayak tepung dari sejak
beliau diutus menjadi Rasul sehingga beliau wafat. Tanya orang itu lagi:
Jadi, bagaimana kamu memakan roti syair yang tidak diayak terlebih
dahulu? Jawabnya: Mula-mula kami menumbuk gandum itu, kemudian kami
meniupnya sehingga keluar kulit-kulitnya, dan yang mana tinggal itulah
yang kami campurkan dengan air, lalu kami mengulinya. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:153)
Tarmidzi memberitakan daiipada Abu Talhah ra.
katanya: Sekali peristiwa kami datang mengadukan kelaparan kepada
Rasulullah SAW lalu kami mengangkat kain kami, di mana padanya terikat
batu demi batu pada perut kami. Maka Rasulullah SAW pun mengangkat
kainnya, lalu kami lihat pada perutnya terikat dua batu demi dua batu.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:156)
Ibnu Abid Dunia memberitakan dari
Ibnu Bujair ra. dan dia ini dari para sahabat Nabi SAW Ibnu Bujair
berkata: Pernah Nabi SAW merasa terlalu lapar pada suatu hari, lalu
beliau mengambil batu dan diikatkannya pada perutnya. Kemudian beliau
bersabda: Betapa banyak orang yang memilih makanan yang halus-halus di
dunia ini kelak dia akan menjadi lapar dan telanjang di hari kiamat! Dan
betapa banyak lagi orang yang memuliakan dirinya di sini, kelak dia
akan dihinakan di akhirat. Dan betapa banyak orang yang menghinakan
dirinya di sini, kelak dia akan dimuliakan di akhirat.'
Bukhari
dan Ibnu Abid Dunia meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata: Bala yang
pertama-tama sekali berlaku kepada ummat ini sesudah kepergian Nabi SAW
ialah kekenyangan perut! Sebab apabila sesuatu kaum kenyang perutnya,
gemuk badannya, lalu akan lemahlah hatinya dan akan merajalelalah
syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).
Credit to: https://www.facebook.com/Ustaz.Azhar.Idrus.Original
***************************************************************************
Malam ni makan nasi goreng. Kira dimaafkanlah kerana satu hari tak jumpa nasi. huhu.
No comments:
Post a Comment